Dimana
seharusnya pijak ini berada? Di
sampingmu atau di seberangmu? Kemana yang
hendak dituju? Melaju
lurus seratus jarak lagi. Mengapa
harus rehat sebelum penat? Aku
harusnya tak apa, selama genggam tanganmu. Siapa
hendak perlu disinggahi? Ayolah,
waktu terus mengejar kita. Apa yang
seharusnya kita lakukan? Berhenti
dan menanti? Atau
bergegas dan menerabas? Ah ya, diam
dan pikirkan baik-baik dulu! Tapi mau
sampai kapan diam disini? Tak bisakah
kita bakar saja setiap halte dan lampu merah? Agar tak
ada lagi tempat tuk menunggu. Terlebih ia
sekadar hal tak pasti. Bisakah
kita melaju seiring membiarkan pikiran berlalu lintas. Apa yang
sedang kau tunggu?
0 Response to "Tak Sabar"
Posting Komentar